Kamis, 04 Januari 2018

MEMINTA KEBAIKAN PADA ALLAH, TINGGALKAN DULU MAKSIAT

1. ada yang kehausan lalu meminta agar saudaranya mau membantunya | dia lalu menyodorkan gelas pada saudaranya untuk diisi air untuknya

2. namun air tak kunjung dituang, saudaranya hanya memandanginya | juga memandangi gelas yang dia sodorkan untuk diisi air baginya

3. air tak kunjung diisi sementara lengannya letih meminta | saudaranya tetap tak bergerak padahal persediaan airnya banyak

4. ia merintih, mengemis, meyakinkan saudaranya, betapa haus dirinya | namun saudaranya tetap bergeming, tetap tiada air yang dituang

5. dia tahu segelas air takkan menyusahkan saudaranya | dia tahu mudah bagi saudaranya menuangkan air ke gelasnya, sangat mudah

6. sekali lagi dia memohon pada saudaranya, airmatanya mulai menetes | namun linangan airmata pun tak menolong, air tetap tak dituang

7. tak tahan lagi, kecewa mengubah harap jadi marah, ia naik pitam | ia maki, ia cela saudaranya, "pelit, kikir, bakhil" deras dari lisannya

8. namun tetap tak ada air yang tertuang padanya | saudaranya hanya diam saja menerima amarahnya

9. usai melepas semua murka, saudaranya berkata lembut padanya | "bagaimana aku mengisi gelas yang sudah penuh dengan air yang kotor?"

10. begitulah cerminan kita tatkala kita meminta dan berdoa pada Allah | kita meminta, mau dipenuhi, namun tak menyiapkan gelasnya

11. Allah pasti mengabulkan doa kita, hanya kita sering tak siap | agar apa yang kita pinta mampu kita terima, kita tak memantaskan diri

12. simak sabda Nabi saw, | "sungguh jika engkau tinggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan mengganti yang lebih baik" (HR Ahmad)

13. kita meminta pada Allah, kita berharap Allah kabulkan doa | namun kita enggan tinggalkan yang lama, bagaimana diganti yang baru?

14. berdoa ingin terkabul, namum maksiat tetap jalan | ibarat meminta air, namun gelas dipenuhi air kotor

15. buang dulu air kotornya, bersihkan gelasnya, lalu meminta | tinggalkan dulu maksiatnya, Allah pasti ganti yang lebih baik

16. setiap perubahan itu punya risiko, termasuk berubah lebih taat | tapi ketahuilah, tidak berubah taat, itu yang paling berisiko

Kisah asal usul hajar aswad

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membina Kaabah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Kaabah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail bertungkus kumus untuk menjayakan pembinaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah kisah disebutkan apabila pembinaan Kaabah itu selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.
Nabi Ibrahim berkata Nabi Ismail berkata, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima daripada yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."
Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa sahaja yang bertawaf di Kaabah disunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium Hajar Aswad itu, yang tidak mencium cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan sahaja.
Ada riwayat menyatakan bahawa dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Kaabah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

Apabila manusia mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah mencium ciuman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu merupakan tempat diperkenan doa. Bagi yang ada kelapangan, berdoalah di sana, Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah. Jagalah hati kita sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyengutukan Allah, sebab tipu daya syaitan kuat di Tanah Suci Mekah.
Ingatlah kata-kata Khalifah Umar bin Al-Khattab apabila beliau mencium batu itu (Hajar Aswad) : "Aku tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukan (mencium Hajar Aswad)."

  (Majelis ke 2) FAQIR (Fathur-Rabbany) بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ   اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورس...