Selasa, 13 Agustus 2013

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Aceh tahun 2011


Meskipun telah terjadi penurunan dibandingkan dengan sebelumnya, namun jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh hingga saat ini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember 2011, jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang kesehatan.
“Dibanding situasi Aceh lima tahun silam, memang perubahan yang terjadi sangat bagus sekali. Tahun ini, kita berharap AKB di Aceh menjadi 26/1.000 kelahiran dan AKI menjadi 185/100.000 kelahiran,” ujar Sekda Provinsi Aceh, dalam sambutannya pada pembukaan seminar Mini University Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita (KIBBLA) atas dukungan Maternal and Child Health Integrated Program (MCHIP)-USAID di Banda Aceh, Selasa (5/6).
Sekda Aceh menambahkan, target pencapaian AKI dan AKB di Aceh dalam menyongsong program MDGs 2015 cukup tinggi, yakni bisa mencapai 102/100.000 kelahiran. “Oleh karenanya, butuh kerja keras kita bersama untuk mencapai target tersebut,” katanya.
Disebutkan, persoalan tingginya AKI dan AKB ini bukan hanya dialami Aceh, tapi juga hamper semua wilayah di Indonesia, karenanya pemerintah pusat terus mendorong agar semua Pemda memperhatikan masalah ini, sehingga AKI dan AKB bisa lebih ditekan lagi. Salah satunya, dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan publik sektor kesehatan.
Untuk menjalankan program tersebut, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan USAID melalui program MCHIP. Sasarannya adalah meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan dan RSUD dalam mengelola kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
Kurangi AKI dan AKB
Utusan Khusus Presiden untuk MDGs, Prof Dr dr Nila F Moeloek menyatakan, pemerintah saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk mengurangi AKI dan AKB, di antaranya dengan penambahan jumlah tenaga kesehatan di daerah-daerah, peningkatan kapasitas lembaga kesehatan dan pelaksanaan program Jaminan Persalinan (Jampersal).
“Pemerintah bukannya tidak berupaya, tapi telah banyak melaksanakan berbagai program menekan AKI dan AKB, meskipun saat ini belum berjalan sesuai harapan. Mungkin perlu evaluasi lagi,” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh menyatakan, kondisi kesehatan masyarakat saat ini di Aceh belum menggembirakan. Hal tersebut antara lain dapat dilihat dari masih tingginya AKI dan AKB. Kondisi itu dipengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan praktek perawatan bagi ksehatan ibu dan bayi baik di tingkat rumah tangga, masyarakat maupun fasilitas pelayanan kesehatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  (Majelis ke 2) FAQIR (Fathur-Rabbany) بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ   اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورس...