Meskipun
telah terjadi penurunan dibandingkan dengan sebelumnya, namun jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh hingga saat
ini masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir Desember 2011,
jumlah AKI melahirkan di Aceh berkisar 190/100.000 kelahiran hidup (KH) dan AKB
berkisar 30/1.000 KH. Karenanya, upaya pengurangan terus dilakukan oleh
Pemerintah Aceh sebagai salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang
kesehatan.
“Dibanding
situasi Aceh lima tahun silam, memang perubahan yang terjadi sangat bagus
sekali. Tahun ini, kita berharap AKB di Aceh menjadi 26/1.000 kelahiran dan AKI
menjadi 185/100.000 kelahiran,” ujar Sekda Provinsi Aceh, dalam sambutannya
pada pembukaan seminar Mini University Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak
Balita (KIBBLA) atas dukungan Maternal and Child Health Integrated Program
(MCHIP)-USAID di Banda Aceh, Selasa (5/6).
Sekda Aceh
menambahkan, target pencapaian AKI dan AKB di Aceh dalam menyongsong program
MDGs 2015 cukup tinggi, yakni bisa mencapai 102/100.000 kelahiran. “Oleh
karenanya, butuh kerja keras kita bersama untuk mencapai target tersebut,”
katanya.
Disebutkan,
persoalan tingginya AKI dan AKB ini bukan hanya dialami Aceh, tapi juga hamper
semua wilayah di Indonesia, karenanya pemerintah pusat terus mendorong agar
semua Pemda memperhatikan masalah ini, sehingga AKI dan AKB bisa lebih ditekan
lagi. Salah satunya, dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan publik sektor
kesehatan.
Untuk
menjalankan program tersebut, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan USAID
melalui program MCHIP. Sasarannya adalah meningkatkan kapasitas Dinas Kesehatan
dan RSUD dalam mengelola kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
Kurangi
AKI dan AKB
Utusan
Khusus Presiden untuk MDGs, Prof Dr dr Nila F Moeloek menyatakan, pemerintah
saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk mengurangi AKI dan AKB, di
antaranya dengan penambahan jumlah tenaga kesehatan di daerah-daerah,
peningkatan kapasitas lembaga kesehatan dan pelaksanaan program Jaminan
Persalinan (Jampersal).
“Pemerintah bukannya tidak
berupaya, tapi telah banyak melaksanakan berbagai program menekan AKI dan AKB,
meskipun saat ini belum berjalan sesuai harapan. Mungkin perlu evaluasi lagi,”
terangnya.
Kepala
Dinas Kesehatan Aceh menyatakan, kondisi kesehatan masyarakat saat ini di Aceh
belum menggembirakan. Hal tersebut antara lain dapat dilihat dari masih
tingginya AKI dan AKB. Kondisi itu dipengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan
praktek perawatan bagi ksehatan ibu dan bayi baik di tingkat rumah tangga,
masyarakat maupun fasilitas pelayanan kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar