CaO2 = (Hb X SaO2 X 1,34) + (0,003 X
PaO2)
Hb = kadar hemoglobin (g%)
SaO2 = saturasi oksigen (%)
1,34, konstanta (banyaknya ml oksigen yang
terikat setiap 1 g Hb)
PaO2 = tekanan partial oksigen
0,003
= konstanta
Transport oksigen
Oxygen delivery (DO2), adalah banyaknya oksigen yang disuplai ke jaringan, yang besarnya
tergantung pada curah jantung (cardiac out put= CO) dan
kandungan oksigen arteri.
DO2 = CO X CaO2
DO2 = CO X [(Hb X SaO2 X 1,34) +
(0,003 X PaO2)]
Tujuan Terapi oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas ® kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi ® tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat ® oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus lebih banyak ® kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi ® mencegah terjadinya hipoksia.
Tujuan terapi oksigen
Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )
Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli
Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri
Sistem pengaturan konsentrasi O2
Rebreathing system
–Ada reservoir pada udara ekspirasi dan absorber CO2 shg udara tanpa CO2 dpt diinspirasi
–Populer penggunaannya di anestesi
Non-Rebreathing system
–prinsipnya adalah kontak minimal antara udara ekspirasi dengan udara inspirasi
–Digunakan dalam terapi oksigen
–high flow system
–low flow system
Non-Rebreathing system
Non-Rebreathing system
Prinsip sistem non-rebreathing
Tanda dan gejala penderita
kekurangan oksigen:
Sesak
Napas cuping hidung
Denyut jantung meningkat
Adanya gerak otot napas
tambahan, retraksi interkostal, suprasternal
Berkeringat dingin
Gelisah, bingung, kesadaran
menurun
Jika sudah berat kuku tampak
biru
Penyakit di ruang perawatan yang
memerlukan terapi oksigen
Sesak napas, Gagal napas akut
Shock, apapun penyebabnya.
Nyeri dada, infark miokard akut
Payah jantung
Kesadaran menurun, Koma
Pasca bedah, terutama operasi
besar.
Meningkatnya kebutuhan oksigen,
seperti : luka bakar, trauma ganda, infeksi berat, demam tinggi, dll
Sumber oksigen
Oksigen murni tersedia dalam
tangki atau silinder logam bertekanan tinggi yaitu lebih dari 150 atmosfir (
150 kali tekanan udara luar ).
Manometer tekanan yang
terpasang pada katup utama memberikan estimasi sisa isi tangki.
Dari tangki, diperlukan
stepdown pressure regulator untuk menurunkan tekanan menjadi 3- 5 atm.
Sumber oksigen
Oksigen tangki adalah gas
kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar dapat digunakan dalam
terapi medik.
Dari regulator oksigen dapat
digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer, humidifer dan flowmeter.
Dari flowmeter baru boleh
diberikan ke alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).
Prinsip Umum terapi oksigen
1.Sebelum pemberian oksigen harus terlebih dahulu diberitahukan
kepada penderita tentang prosedur, maksud dan manfaat pemberian oksigen.
2.Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi, flow meter dan
sebagainya. Ingat tidak tertutup kemungkinan pemberian gas yang salah. Bila
terjadi kesalahan (tertukar) biasanya sulit
ditangani.
3.Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa tercekik atau
perasaan tidak nyaman pada pasien.
4.oksigen (oleh dokter) harus selalu dicatat distatus penderita
tentang tekanik yang diberikan (kanul atau sungkup), berapa L/menit, kapan
mulai dan sampai kapan diberikan.
5.Setiap pasien gawat, kadar oksigen yang diberikan harus lebih
dari 40-50 %.
6.Nasal kanul atau nasal kateter sebaiknya tidak diberikan pada
pasien gawat karena kadar O2 terlalu
rendah.
7.Aliran jangan terputus karena CO2 akan terkumpul cukup tinggi
dalam sungkup, apalagi kalau sistem menggunakan kantong.
Prinsip Umum terapi oksigen
8.Jika diperlukan terapi oksigen lebih dari 30 menit sebaiknya
digunakan humidifier. Humidifier mutlak diberikan jika oksigen diberikan
langsung ke trachea (intubasi,
tracheostomy).
9.Pemberian oksigen dengan kanul nasal atau sungkup hanya untuk
penderita yang bernapas spontan sebab pemberian oksigen berapapun tidak
bermanfaat pada pasien yang tidak bernapas atau tidak ada usaha napas, pada
pasien dengan hipoventilasi berat dimana volume semenit (Minute Volume) terlalu
rendah, kecuali jika diberikan dengan alat bantu napas.
10.Jangan memberikan oksigen konsentrasi tinggi dalam waktu yang
lama di rung perawatan, hati-hati dengan keracunan oksigen.
11.Harus selalu memantau setiap perkembangan penderita yang
diberikan oksigen, misalnya apakah tidak
tambah sesak atau tambah gelisah, apakah kanula atau sungkup tetap terpasang
dengan baik.
12.Selalu memeriksa kecukupan oksigen dalam tangki oksigen.
Apakah cukup untuk waktu yang direncanakan.
Cara pemberian Oksigen
1.Kanula hidung
2.Sungkup
sederhana
3.Sungkup dengan
reservoir rebreathing
4.Sungkup dengan
reservoir non rebreathing
5.Sungkup venturi
Kanula hidung
Dengan kanula hidung fraksi
oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow rate yang diberikan cukup 2-4
liter, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah
FiO2 lebih dari 40 %, bahkan hanya pemborosan okasigen, akan menyebabkan
iritasi mukosa hidung dan kurang nyaman bagi pasien.
Dengan kanula hidung pasien
masih dapat berbicara, makan dan minum.
Cara kerja
–Selain oksigen yang diberikan melalui kanula
hidung, udara masih dapat masuk melalui kedua lubang hidung.
–Bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan
udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian
belakang faring sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula
hidung terhirup melalui hidung.
Sungkup sederhana
Sungkup ini dirancang untuk
menambah kadar oksigen pada udara pernapasan pasien, umumnya untuk meningkatkan
kadar oksigen dengan konsentrasi sedang. Fraksi oksigen yang dapat dicapai
yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.
Komponen :
–Bagian badan sungkup yang dilengkapi dengan
lubang hidung di kedua sisinya.
–Bagian lain dihubungkan dengan pipa ke sumber
oksigen
–Pipa elastik untuk mengikat sungkup pada wajah
pasien.
Mekanisme kerja :
–Udara luar masuk dan udara ekshalasi keluar
melalui lubang-lubang pada kedua sisi badan sungkup
–Oksigen masuk melalui sisi lubang yang lain
–Konsentrasi akhir dari oksigen yang dihirup
tergantung dari pola pernapasan pasien dan tingginya liter oksigen yang
diberikan serta besarnya kebocoran dari sisi sungkup yang tidak melekat erat di
wajah pasien.
Sungkup reservoir rebreathing
Fungsi:
Seperti halnya sungkup sederhana namun dengan sungkup yang memakai
reservoir rebreathing diharapkan tekanan partial oksigen pada inspirasi dapat
lebih tinggi. Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan untuk
mencapai FiO2 yang tinggi yaitu 10-12 L/menit.
Komponen :
Sungkup sederhana ditambah reservoir bag.
Mekanisme kerja:
Oksigen aliran tinggi yang diberikan akan mengisi sungkup yang
berlubang-lubang pada kedua sisi dinding. Sungkup menerima okigen yang masuk
pada saat ekspirasi hawa ekshalasi mengisi sungkup campur dengan oksigen yang
ada, sedang hawa ekshalasi sebagian yang
lain. Selanjutnya pada inspirasi berikutnya terhisaplah udara luar yang masuk
bercampur dengan udara sisa ekshalasi sebelumnya dan oksigen dari reservoir bag
maupun dari sumber oksigen (tabung).
Sungkup reservoir rebreathing
Sungkup reservoir non rebreathing
Fungsi:
Tidak berbeda dengan sungkup yang lain, hanya saja pada pemakaian sungkup dengan reservoir non rebreathing ini dapat dicapai tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12
L/menit.
Komponen:
Sungkup sederhana dengan lubang berkatup searah pada kedua
sisinya. Selama dihubungkan dengan
sumber oksigen juga terpasang reservoir bag.
Mekanisme
kerja:
Seperti sungkup dengan reservoir bag, namun disini tidak terhirup
ulang hawa ekshalasi sebelumnya.
Sungkup reservoir nonrebreathing
Sungkup venturi
Fungsi:
Umumnya diberikan untuk memberikan kadar oksigen tinggi dengan konsentrasi yang tetap.
Biasansa hanya diberikan pada penderita tertentu misalnya penderita penyakit
paru obstruktif menahun. Fraksi oksigen yang dicapai sesuai dengan ukuran dan
warna yaitu 24 %, 28 %, 31 %, 35 %, 40 % dan 60 %.
Komponen:
–Badan sungkup berlubang-lubang pada kedua sisi sungkup
–Ujung atas sungkup dihubungkan dengan alat
venturi. Alat ini dibuat dalam berbagai ukuran warna, sebagai tanda berapa
konsentrasi oksigen yang dapat dicapai.
–Adapula alat venturi ini yang dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat diatur seberapa lubang yang dikehendaki dibentuk sehingga
dapat dicapai konsentrasi oksigen yang sesuai.
Mekanisme
kerja:
–Oksigen flow yang diberikan tinggi
–Oksigen tersebut mengalir melalui bagian yang
sempit sehingga menyebabkan efek venturi yaitu tekanan negatif ditempat
tersebut sehingga hal ini menyebabkan udara luar tersedot masuk melalui
celah-celah alat venturi da bercampur dengan oksigen, sehingga mencapai
konsentrasi yang sesuai.
–Oleh karena flow dari oksigen yang diberikan
cukup tinggi maka hawa ekshalasi pasien segera akan didorong keluar dari dalam
sungkup melalui lubang, pada kedua sisi sungkup, maka dari itu tidak ada udara
ekshalasi yang terhirup kembali dan ini tidak akan meningkatkan ruang mati.
Penilaian
Penilaian dari memadai dan
berhasilnya terapi oksigen adalah dengan evaluasi fisik dari fungsi
kardiorespirasi dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan analisis gas
darah.
Tanda ventilasi diukur dari
tidal volume, jumlah pernapasan dan bantuan otot-otot pernapasan.
Tanda vital kardiovaskuler
termasuk denyut nadi, tekanan darah, kondisi perfusi jaringan, tingkat kesadaran termasuk produksi urine.
PULMONARY OXYGEN TOXICITY
TOKSISITAS OKSIGEN KRONIK
–Oksigen kadar rendah selama beberapa bulan
–Terjadi perubahan proliferative endotel dan epitel paru
TOKSISITAS OKSIGEN AKUT
–Oksigen tinggi dalam waktu singkat (beberapa hari sampai minggu)
–Terjadi fase eksudatif dan fase proliferative
Mekanisme Toksisitas à gangguan paru
1.Malfungsi sel
alveoli
Disfungsi mitokondria dan sel epitel alveoli karena hiperoksia à ARDS
2.Atelektasis absorpsi
denitrogenasi setelah pemberian
O2 100% à kolaps alveoli
Kesimpulan
Terapi oksigen diberikan untuk
memperbaiki hipoksemia, menurunkan kerja miokard dan otot-otot pernapasan.
Masing-masing teknik dan alat yang digunakan
untuk pemberian terapi oksigen mempunyai kekurangan dan kelebihan. Teknik dan
alat yang dipakai tergantung kebutuhan pasien.
Penilaian dari memadai dan
berhasilnya terapi oksigen dengan evaluasi fisik dari fungsi kardiorespirasi
dan darah arteri.
Perlu pengetahuan tentang toksisitas oksigen dalam pemberian terapi oksigen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar