INDIKASI
1.
Immobilisasi dan penyangga fraktur
2.
Stabilisasi dan istirahatkan
3.
Koreksi deformitas
4.
Mengurangi aktivitas pada pada
daerah yang terinfeksi
5.
Membuat cetakan tubuh orthotik
·
Gips yang ideal adalah dapat
membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.
·
Penggunaan gips sesudah operasi
lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien ditraksi.
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMASANGAN GIPS
1.
Gips yang pas tidak akan menyebabkan
perlukaan
2.
Gips patah tidak bisa digunakan
3.
Gips yang terlalu kecil atau terlalu
longgar sangat membahayakan klien.
4.
Sebelum pemasangan perlu dicatat
apabila ada luka
5.
Untuk mencegah masalah pada gips :
·
Jangan merusak atau menekan gips
·
Jangan pernah memasukkan benda asing
ke dalam gips/menggaruk.
·
Jangan meletakkan gips lebih rendah
dari tubuh terlalu lama.
WINDOWS
Dilakukan untuk :
1.
Memeriksa luka
2.
Membuka jahitan
3.
Memeriksa adanya penekanan
4.
Membuang/mengangkat benda asing
5.
mengurangi penekanan.
PEMBUKAAN
1.
Dibuat garis terlebih dahulu
2.
Mata gergaji hanya memotong benda
yang keras
3.
Pemotongan dihentikan bila pasien
merasa kepanasan
4.
Selama pemotongan, mata gergaji
ditekan dengan lembut
5.
Pada saat memotong, anggota
ekstremitas harus disangga.
6.
Cuci dan keringkan, beri pelembab
7.
Ajarkan aktivitas bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan &
Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan
(terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume II (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan
Medikal Bedah. Volume
I. (terjemahan).Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran.
Bandung.
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar